Inspirasi Tanpa Batas



Yan Furqon Adduha atau yang akrab disapa Nyos ini memiliki ketertarikan terhadap dunia kepencinta alaman yang cukup besar. Terlebih ketika Ia memulai sendiri mendaki gunung Rinjani di usianya yang ke-19 tahun. Sehingga, Ia memilih bergabung bersama keluarga pencinta alam di kampusnya (KAPALA AMPTA YOGYAKARTA ).
Bang Nyos adalah anggota angkatan ke-6 Kapala dengan nama rimba “Nyosor”, kiprahnya dalam berorganisasi antara lain, pernah mengikuti perlombaan SRT mapala se-Yogyakarta, kegiatan rescue saat gempa Jogja tahun 2010, serta menuangkan pemikiran-pemikiran untuk kegiatan organisasi.
Salah satu pemikirannya untuk kegiatan organisasi adalah “ Tour Pencinta Alam “. Idenya yang belum terealisasikan ini dicetuskan dalam musyawarah umum anggota tahun 2015, ketika Ia sudah menyelesaikan pendidikan di kampusnya dan menjadi anggota luar biasa. Tour pencinta alam adalah kunjungan ke tempat - tempat yang memiliki unsur kepencinta alaman antara lain musium Gunung merapi, atau pusat informasi lingkungan seperti Walhi (Wahana Lingkungan Hidup).

Selain itu, pemikirannya juga telah dituangkan melalui seni. Khususnya seni fotografi. Seperti foto yang satu ini

Terbayang itu bentuk apa?
Mungkin setiap orang yang memiliki handphone mulai paham dengan bentuk itu..
Foto diatas adalah susunan daun yang dibuat seperti icon daya batteray yang biasa ada di pojok kanan atas layar handphone. Pesan dalam foto tersebut adalah tentang bagaimana kita harus hemat energi, karena bagimanapun suatu saat energi akan habis, maka dari itu sudah sebaiknya pemanfaatan energi harus bijaksana. Dengan foto tersebut, Bang Nyos mencoba mencari cara sesederhana mungkin untuk mengkampanyekan bagaimana melestarikan alam dengan cara hemat energi melauli fotografi.
Dari Kapala, Bang Nyos awal mula mengenal fotografi, karena di Kapala setiap anggota diberikan materi fotografi sebelum pendidikan dasar kepencinta alaman, baik di ruang kelas ataupun ketika kegiatan di alam. Menurutnya, fotografi membuat selalu berfikir, hingga Bang Nyos mengikuti pendidikan di salah satu sekolah fotografi di Jakarta sejak tahun 2011 lalu, prestasi dalam bidang fotografi pun Ia raih diantaranya, beasiswa fotografi setahun di Kelas Pagi Jakarta, karyanya menjadi foto terbaik berjudul KORANOGRAFI di salah satu pameran di Jakarta, terpilih menjadi delegasi bersama ketiga rekannya dari Kelas Pagi Jakarta ketika Muktamar NU tahun 2015 di Jogja National Musium dengan foto yang berjudul “Miss teri Klenik”.


Hampir dalam setiap pembuatan karya fotonya berasal dari bahan yang sederhana dan mudah di dapat namun mempunyai konsep yang kuat. Seperti foto diatas, terbuat dari kertas HVS yang di tulisi kata-kata dengan pena dan ditempeli foto ikan teri yang Bang Nyos beli dari pedagang ikan Rp.1500
Berbicara tentang Bang Nyos tak lengkap tanpa menyebut Vespa ungu lengkap dengan gitar mini yang menjadi teman berjuangannya. Perjalanan dengan vespa biasa Ia tempuh dari Lombok – Jakarta , katanya ada rumus petualang kalau pas di perjalanan :” Dimanapun harus senyaman rumah sendiri, “This is not bout where and when , this just bout how. How to face it”.


Kapala baginya sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan dan karyanya, Ia pun sempat menyampaikan bahwa “Pencinta alam adalah Rahmatan Lil Alamin, itu artinya rahmat bagi sekalian alam. Rahmat itu sendiri artinya luas, salah duanya adalah cinta dan peduli. Jadi, kita adalah duta cinta dan peduli bagi apa saja yang ada di alam”. Namun Bang Nyos menyampaikan, bahwa setiap individu berhak dalam mempelajari makna pencinta alam sendiri-sendiri dengan cara mencari, memahami, melihat dan berfikir lagi, agar bisa menemukan makna pencinta alam yang sesungguhnya melalui pengalaman sendiri dari proses tersebut.


Scoterist asal Lombok yang punya mimpi membangun sekolah alam di bawah kaki Gunung Rinjani  ini, sempat mengalami sakit Jantung dan liver pada awal tahun 2016, Ia sempat menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Dasan Cermen, Lombok, selama 12 hari dan meninggal dunia pada 25 Maret 2016 di kediamannya Montong Baan, Lombok timur.
Itulah sekilas tentang Bang Nyos yang hingga kini jiwanya mampu menginspirasi banyak anggota KAPALA AMPTA, Seperti kata Musisi Blues John Mayer  “The Great will be end but the Greatness is living on”.

Komentar