Salam Lestari!!!
Tentunya kalian sudah tidak asing lagi dong mendengar sapaan ini. Sesuai dengan sapaan Salam Lestari ini, kali ini saya akan menyampaikan juga Salam Lestari untuk kalian semua dari Kampung Pitu.
Ayo siapa yang bisa nebak lokasinya Kampung Pitu ada di mana? Yang udah tau dan udah pernah kesana selamat ya?? kalian termasuk orang yang beruntung banget yang nggak ketinggalan informasi seputaran pariwisata, nah bagi kalian yang tau tapi belum pernah kesana di recomended banget buat kalian yang sering ngepoin seputaran info pariwisata Indonesia. Nah ini khusus buat kalian yang nggak tau sama sekali apa itu, dimana itu kampung Pitu kalian pastinya orang-orang yang beruntung banget yang baca postingan ini!. Hehe.
Tentunya kalian sudah tidak asing lagi dong mendengar sapaan ini. Sesuai dengan sapaan Salam Lestari ini, kali ini saya akan menyampaikan juga Salam Lestari untuk kalian semua dari Kampung Pitu.
Puncaka Gunung Api Purba Nglanggeran |
Ayo siapa yang bisa nebak lokasinya Kampung Pitu ada di mana? Yang udah tau dan udah pernah kesana selamat ya?? kalian termasuk orang yang beruntung banget yang nggak ketinggalan informasi seputaran pariwisata, nah bagi kalian yang tau tapi belum pernah kesana di recomended banget buat kalian yang sering ngepoin seputaran info pariwisata Indonesia. Nah ini khusus buat kalian yang nggak tau sama sekali apa itu, dimana itu kampung Pitu kalian pastinya orang-orang yang beruntung banget yang baca postingan ini!. Hehe.
Oke
langsung saja nih, kayaknya para sahabat-sahabat alam udah ga sabar lagi pengen
denger informasi seputaran pariwisata ini, nah pertama-tama saya akan mengajak
kalian untuk mengenal terlebih dahulu mengenai sejarahnya kampung Pitu ini
karena benar kata pepatah “tak kenal maka tak sayang,” hehe dan yang pastinya
kalo kalian pada ngerasa hidup di alam kalian wajib sayang, menjaga, dan
melestarikannya yaa!! Nah kampung Pitu ini sendiri terletak di puncak sisi
timur Gunung Api Purba Nlanggeran. Berdasarkan cerita dari rakyat sekitar,
bahwa pada zaman dahulu kampung ini tidak memiliki penghuni. seorang abdi dalem
Keraton Yogyakarta menemukan pohon Kinah Gadung Wulung yang sangat langka lalu
di dalam pohon itu ditemukan keris yang memiliki kesaktian tinggi setelah
ditemukannya pusaka yang terdapat di dalam pohon itu. Kemudian abdi dalem pun
berkata “barang siapa merawat pusaka yang ada di dalam pohon itu dan
membersihkan daerah di sekitarnya akan diberi hadiah berupa tanah untuk anak
serta keturunannya. ternyata himbauan ini di sanggupi oleh Eyang Iro Kromo.
namun setelah itu banyak empu yang berdatangan dan ingin menempati kampung ini
namun hanya tujuh orang saja yang mampu bertahan hidup, sedangkan yang lainnya
meninggal dunia kemudian tujuh empuh ini dipercaya menjadi oarang pilihan
dayang yang ada di tanah itu maka dari itulah kampung ini dinamakan kampung
Pitu karena sampai saat ini hanya ada tujuh kepala keluarga yang ada di kampung
tersebut.
Di kampung pitu ini juga terdapat bukit yang tinggi dengan bentang alam yang sangat indah bila di lihat dari atas bukit yang dinamakan Watu Bantal oleh warga setempat, di Watu Bantal ini kita dapat melihat puncak Gunung Api Purba yang membentang luas di sampingnya dengan batu-batu tinggi serta rekahan-rekahan batu yang konon diceritakan sebagai bekas peninggalan aktivitas Gunung Api Purba pada zaman dahulu. Suasana di puncak Watu Bantal ini begitu nikmat, syahdu seperti ada sesuatu yang dirindukan dari panasnya kota yang kita tempati saat ini, pohon-pohon rimba sawah yang hijau serta awan-awan biru langit yang menggeroggoti mata di setiap aku membiaskannya. Sungguh tak ada nikmat yang tak aku syukuri bahkan saat pada aku memejamkan mata, sekalipun itu hanya rimbauan gemuruh suara.
Di kampung pitu ini juga terdapat bukit yang tinggi dengan bentang alam yang sangat indah bila di lihat dari atas bukit yang dinamakan Watu Bantal oleh warga setempat, di Watu Bantal ini kita dapat melihat puncak Gunung Api Purba yang membentang luas di sampingnya dengan batu-batu tinggi serta rekahan-rekahan batu yang konon diceritakan sebagai bekas peninggalan aktivitas Gunung Api Purba pada zaman dahulu. Suasana di puncak Watu Bantal ini begitu nikmat, syahdu seperti ada sesuatu yang dirindukan dari panasnya kota yang kita tempati saat ini, pohon-pohon rimba sawah yang hijau serta awan-awan biru langit yang menggeroggoti mata di setiap aku membiaskannya. Sungguh tak ada nikmat yang tak aku syukuri bahkan saat pada aku memejamkan mata, sekalipun itu hanya rimbauan gemuruh suara.
Pletek, XVI/MTN/121
Komentar
Posting Komentar