Desa Wisata Jamu Gendongan


Tradisi meminum jamu merupakan kegiatan turun -temurun dari para leluhur. Belum diketahui secara pasti kapan tradisi tersebut muncul dan siapa yang meloporinya, ini dapat kita lihat dalam prasasti Madhawapura dari zaman majapahit yang menyatakan bahwa terdapat  tukang meracik jamu yang di sebut "acaraki". Prasati ini lahir pada periode kerajaan Hindu-Jawa yang dikatakan bahwa terdapat para pembuat ramuan jamu yang kemudian menjajakan jamu tersebut dengan cara dipikul atau digendong/dipikul. jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan meracik dan meminum jamu ini sudah ada sejak dahulu. Akan tetapi perkembangan masa modern saat ini mulai sukar ditemukan orang yang menjajakan obat herbal yang terjaga keasliannya baik dari rasa, tekstur dan bahan-bahan yang digunakan dan dijamin khasiatnya ini.

Jamu merupakan olahan rempah-rempah yang dicampur jadi satu sehingga menjadi obat herbal yang memiliki banyak khasiat dan manfaat yang menakjubkan yang tidak memerikan efek samping. Jamu menjadi salah satu peninggalan sejarah olahan minuman dengan racikan yang sangat unik dan langka, dimana jamu terdiri dari bahan-bahan herbal, rempah-rempah, serta bumbu dapur yang digabungkan menjadi satu cita rasa khas zaman dahulu oleh nenek moyang serta menjadikan Dusun Kiringan Dasa Canden sebagai ikon jamu gendong yang ada di Yogyakarta.

Desa Wisata Jamu Gendongan Kiringan terletak di Dusun Kiringan, Kelurahan Canden, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan nama "Desa Wisata Jamu Gendong". Dahulu membuat jamu dan menjualanya dengan cara di gendong keliling desa dan kemudian terus menerus diturunkan kepada anak mereka sehingga profesi tersebut banyak ditiru oleh masyarakat sekitar sehingga mengalami berkembangan menjadi satu dusun yang berjualan jamu seperti sekarang. Maka dari itu desa ini terkenal sebagai desa wisata jamu gendong, karena mayoritas masyarakat di Desa Canden bekerja sebagai pedagang jamu gendong. Jamu gendong yang ada di Desa Canden ini sangat beragam diantaranya jamu kunir asem, beras kencur, wedang uwuh, jamu jahe herbal dan lain-lain.

Adapun melihat keberadaan jamu dikalangan masyarakat yang sudah sangat jarang ditemukan sekaligus untuk mengangkat nilai jual produk jamu gendong dengan cara memberikan edukasi pemasaran berbasis internet guna percepatan peningkatan pendapatanan masyarakat lokal di Desa Canden yaitu dengan cara mengkombinasi edukasi pembuatan website dan pengemasan produk jamu sehingga menciptakan produk jamu gendong yang layak dan menarik untuk dipasarkan serta bertujuan untuk memudahkan pemasaran secara online serta manfaat lain yang diperoleh masyarakat mendapatkan pelatihan pemanfaatan teknologi informasi secara baik dan menguntungkan.

Sekarang sudah jarang orang berjualan jamu gendng atau keliling dari rumah ke rumah, terlebih anak muda sekarang tidak menyukai minum jamu, bahkan kebanyakan dari mereka tidak mengetahui apa itu jamu?, apa saja jenis jamu?, seperti apa proses pembuatan jamu?, apa saja bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan jamu? dan lain-lain. Dengan ini melestarikan minuman herbal tradisional ini sangat penting sebagai edukasi pengemasan produk jamu bagi semua kalangan masyarakat, terlebih kepada anak muda sekarang.

Dalam pengemasan produk jamu juga memperhatikan keselarasan unsur tradisional dan kearifan lokal yang ada di masyarakat dengan memanfaatkan bahan utama pembungkus berbahan ramah lingkungan dari alam yaitu klobot dan besek yang terbuat dari anyaman bambu sehingga menciptakan kesan unik, menarik, serta tradisional,dengan begitu meningkatkan minat pelanggan untuk membeli, dengan pengemasan yang menarik dan mudah dibawa maka pelanggan juga akan berminat untuk membeli sebagai oleh-oleh khas dari Bantul untuk keluarga, pengemasan yang menarik harapannya dapat memberikan kesan enak dipandang serta layak untuk dibawa sebagai oleh-oleh yang isinya jamu gendong.

Penting untuk diketahui jamu merupakan peninggalan sejarah kuliner minuman serta obat ramuan herbal asli indonesia yang patut untuk dilestarikan dan diangkat kembali untuk dijadikan oleh-oleh khas disuatu daerah-daerah nusantara salah satunya saat ini di daerah Bantul.

Sebuah apresiasi bagi kami para mahasiswa yang bisa membantu masyarakat Canden yang semangat dalam hal giat melestarikan olah jamu gendong yang saat ini mulai asing di dengar oleh telinga masyarakat. Semoga dengan adanya edukasi pemasaran produk jamu berbasis internet dapat meningkatkan pendapatan masyarakat lokal yang lebih tinggi.


Komentar