Assalamualaikum
Wr. Wb. Sahabat Keluarga Pencinta Alam, kali ini saya akan berbagi cerita
mengenai pengalaman saya survei dan melakukan identifikasi di Museum Tani Desa
Wisata Candran. Pada waktu itu, 16 Februari 2019, saya mengunjungi Museum Tani
dan bertemu dengan Bapak Wintolo beliau sangat ramah dan sumeh (Murah senyum). Oke baiklah saya akan mulai menjelaskan, pertama
Dimana sih lokasi museum tani ini berada? Lokasi museum tani berada di Desa Candran,
Kebonagung, Imogiri, Kanten, Bantul, DI Yogyakarta. Untuk jarak dari pusat Kota Jogja
menuju Museum Tani dapat ditempuh dengan waktu 40 menit menggunakan kendaraan
roda dua.
Nah
yang kedua, kapan sih berdirinya Museum Tani? Didirikannya Museum Tani pada
tahun 2005, awal berdirinya museum ini sangatlah sederhana dan menggunakan
bahan yang seadanya dimana rumah dari museum ini masih terbuat dari kayu, pada
tahun 2006 museum ini terkena erupsi Gunung Merapi dan pada tahun itu juga
museum diadakan renovasi. Renovasi dan pembangunan Museum Tani dari tahun
ketahun semakin mengalami peningkatan dimana pada tahun 2017 mendapatkan
bantuan biaya dari Dinas Kebudayaan DIY untuk merevitalisasi Museum Tani serta
secara resmi pada tanggal 24 November 2017 diresmikanya Museum Tani oleh Kepala
Dinas Kebudayaan DIY.
Alat Dapur |
Lanjut
yang ketiga, siapa sih yang pertama kali tergerak idenya untuk mendirikan museum
tani? beliau adalah Bapak Kristia Bintara yang memiliki ide kratif untuk
mendirikan Museum Tani ini karena melihat mayoritas masyarakat Desa Candran
memiliki mata pencarian sebagai seorang petani dimana dalam bertani orang-orang
zaman dulu menggunakan alat-alat tradisional, dengan adanya kemajuan zaman dan
teknologi semakin tergeserlah peralatan bertani yang tradisional dengan
peralatan modern.
Lanjut
yang keempat, mengapa sih mendirikan Museum Tani? Museum tani ini didirikan dengan tujuan untuk
melestarikan pertanian Jawa dengan menggunakan peralatan bertani secara tradisional
pada zaman modern saat ini, tujuan lain adalah untuk memberikan wisata edukasi
kepada wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Candran dimana wisatawan dapat
merasakan bagaimana bertani membajak sawah dan memanen padi menggunakan
peralatan tradisional serta wisatawan mendapatkan edukasi mengenai bagaimana
cara menanam padi serta mempelajari jenis-jenis padi yang ditanam asik bukan?
Lanjut
yang kelima, bagaimana sih Museum Tani? Museum Tani ini memiliki 3 bangunan
gedung, pada bagian tengah ada bangunan
yang digunakan untuk registrasi, bangunan museum yang digunakan untuk menyimpan
berbagai macam alat
pertanian seperti :
- Pacul yang digunakan untuk mencangkul
- Luku yang digunakan untuk membajak sawah
- Garu yang digunakan untuk meratakan
tanah
- Sorok yang digunakan untuk meratakan
tanah atau meratakan padi saat dijemur
- Blak yang digunakan untuk memberi jarak
pada padi
- Gosrok yang digunakan untuk
menghilangkan rumput
- Geprak yang digunakan untuk mengusir
burung
- Memedi sawah yang digunakan untuk
menakut-nakutin burung
- Ani-ani yang digunakan untuk memetik
padi satu tangkai
- Sabit yang digunakan untuk memetik padi
- Geprok yang digunakan untuk memisahkan
padi dengan batang padi
- Lesung alu yang digunakan untuk menumbuk
padi
Luku |
Alat
memasak seperti :
- Pengaron yang digunakan untuk memasak
nasi dalam jumlah yang banyak
- Ketel yang digunakan untuk memasak nasi
- Tungku yang digunakan untuk media tempat
perapian
- Kecoan yang digunakan untuk menginang
simbah-simbah pada zaman dahulu untuk menjaga gigi agar tetap kuat.
Kecoan |
Jenis-jenis
bibit seperti :
- Padi
- Kedelai
- Jagung
Bibit Biji-bijian |
Topeng Didi Nini Thowok |
Lanjut
yang keenam, apa sih yang menarik dari Museum Tani? Museum Tani memberikan hal
menarik mulai dari yang pertama lokasi museum ini berada didekat hamparan sawah
yang memberikan kesejukan secara alami selama mata memandang, yang kedua dengan
adanya simbolis pak tani dan kerbau yang sedang membajak sawah hal ini menggambarkan simbolis bahwa petani zaman
dahulu itu begitu tradisional dalam bertani. Yang ketiga, selain wisatawan
belajar mengenai bagaimana cara bertani, wisatawan juga dapat belajar melukis
topeng, membuat produk makanan tadisional, bersepeda kelling desa, dan melihat
atraksi-atraksi lainya yang ditawarkan oleh Museum Tani dan Desa Wisata di Candran. Demikian sedikit cerita di Museum Tani Jawa Indonesia ini Untuk lebih
jelasnya ayo kunjungi Museum Tani untuk jam bukanya setiap hari pukul 08.00–16.00 WIB dan untuk biaya regristrasi seiklasnya. Menarik bukan? Gasss
Wasalamualaikum
Wr. Wb. Selamat berwisata dan edukasi di Museum Tani Jawa Indonesia. Sekian dan
Terimakasih. Salam Lestari.
Diresmikannya Museum Tani oleh Dinas Kebudayaan DIY |
Penulis
Eva Fatmawati
“Gori”
XVII/EKO/133
Editor
Fara Ayulia Deviana "Sempoa"
XVIII/MTN/144
|
Mantul infonya 👌
BalasHapusKeren
BalasHapus