Setelah kita melihat dan tau bagaimana profil Desa Wisata Jamu Kiringan Canden, sekarang kita ulas satu-persatu yuk potensi apa saja yang ada di desa binaan KAPALA ini.
Cekidot..
Pengetahuan ini menjadi salah satu unsur penting baik sebagai sumber makanan maupun medis. Tanaman tersebut menjadi salah satu alternative penyembuhan penyakit tertentu yang sudah digunakan secara turun-temurun melalui studi pengobatan tradisional yang bermanfaat bagi masyarakat Desa Canden. Serta dapat menghindari efek jangka panjang pengonsumsian obat-obatan kimia.
Desa Wisata Jamu Kiringan memberikan
banyak keindahan alam hayati. Keindahan sayap-sayang Kiringan memberikan
keutuhan atmosfer dalam menyapa fajar dipagi hari dan kala senja. Selain bisa
melihat keindahan dengan keberadaan burung-burung yang terbang bebas di atas,
kita juga bisa melakukan penelitian terhadap satwa tersebut.
Cekidot..
1.
JAMU KIRINGAN
“Jamu ne Bu…, jamune
mbak…
Jamune Pak…, jamune mas…”
Sebuah
panggilan para penjual jamu untuk menarik para pembelinya. Badan yang pegel pegel
sudah rindu rasanya untuk minum minuman yang satu ini. Yap, jamu. Jamu memangbenar
bisa menjadi obat rindu badan ketika badan lagi capek-capeknya, bekerja atau
ketika lagi pegel-pegel, sangat bisa membantu mengobatinya.
Zaman
sekarang sasah ni mau cari jamu kemana, yang jual jarang ada..
Eitsss..
Jangan
khawatir mencari jamu, makanya harus eksplor ke dunia luar, beranjak dari
mainan gadget. Mari berkunjung ke Bantu. Dibantul terdapat sentral pengrajin
jamu, dimanakah itu? Ya tentunya di Desa Wisata Jamu Kiringan, Canden, Jetis,
Bantul, DIY.
Hasil Olahan Jamu Tradisional |
Pak, Bu, mas, mbak, di Desa Wisata Jamu
Kiringan ini memberikan olahan jamu yang sangat beragam, jadi tidak perlu
khawatir jika ingin beli untuk keluarga atau konsumsi jangka panjang. Apa saja
sih keragaman jamu yang ada di Desa Wisata Jamu Kiringan ini? Cekidoot…
Sudah
sangat beragam produk jamu disini, mulai dari :
Produk Permen Jamu |
a. Yang pertama, jamu segar yang dapat diminum
langsung. Akan tetapi jamu seger ini tidak bisa tahan lama. Jamu seger
diantaranya : jamu kunir asem, beras kencur, dan masih banyak lagi.
b. Yang kedua, jamu istan yaitu jamu yang sudah dalam
bentuk serbuk serta dapat bertahan dalam waktu yang lama. Jamu instan lebih
beragam mulai dari jahe wangi, jahe merah, kunir asem, dan lain-lain.
c. Ketiga, syrup jamu. Jamu yang terbuat dari sari
bahan-bahan yang kemudian dimasak sampai menjadi kental.
d. Jamu wedang uwuh da nada juga permen jamu.
Menarik bukan? Jadi kalau
badan pegel-pegel jangan lupa minum jamu obat rindu Kiringan.
Selamat mencoba
2.
BERSAMA TOGA KITA SEHAT
Sebelumnya ada yang sudah tau belum
ya apa itu Toga? Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman hasil
budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat, tanaman ini dibudidayakan di
taman edukasi Dusun Kiringan, Desa Canden, Kecamatan Jetis. Endang, Rachmawati camat
di Jetis dirinya memang berencana untuk menjadikan Jetis sebagai salah satu
sentra Toga di Bantul. Rencananya masyarakat Desa Canden mengharuskan untuk
menanam Toga di halaman rumahnya. Setiap rumah diharapkan bisa menyediakan
setidaknya 1o polybag berisikan benih
toga.
Beberapa tanaman yang ditanam
diantaranya adalah jahe merah, kunyit, serai, cocor bebek, sirih merah, dan
lain-lain. Penanaman Toga ini juga dilakukan labelisasi nama tanaman yang
ditanam sehingga dapat menambah wawasan bagi masyarakat atau wisatawan yang
berkunjung dan yang ingin memanfaatkan tanaman tersebut.
Pengetahuan ini menjadi salah satu unsur penting baik sebagai sumber makanan maupun medis. Tanaman tersebut menjadi salah satu alternative penyembuhan penyakit tertentu yang sudah digunakan secara turun-temurun melalui studi pengobatan tradisional yang bermanfaat bagi masyarakat Desa Canden. Serta dapat menghindari efek jangka panjang pengonsumsian obat-obatan kimia.
Jadi mau sehat tanpa obat kimia? Yuk budayakan sehat
alami dengan mengkonsumsi obat-obatan herbal, atau setiap hari kalian bisa
minum olahan ibu-ibu masyarakat Desa Canden yang nikmat ini.
Mau
sehat? Yuk tanam Toga.
Bersama
Toga kita sehat. Insyaallah
3.
BELAJAR MEMBUAT
JAMU YUK
Proses Pembuatan Jamu |
Yang dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian
dari tumbuhan seperti akar-akaran, daun-daun, kulit, batang dan buah. Jamu menggunakan
pemanis asli yaitu gula jawa, gula pasir, dan gula batu karena jika menggunakan
pemanis buatan akan merusak esensi dari manfaat jamu bagi kesehatan.
Manfaat jamu bermacam-macam tergantung dari jenis
jamunya. Missal jamu beras kencur yang berkhasiat menghilangkan pegal-pegal
pada tubuh, lalu kunir asem yang berkhasiat untuk menghindarkan dari sariawan,
panas dalam, dan lain-lain.
Sekilas tahu tentang manfaat jamu, apakah kalian
tertatik untuk belajar bagaimana proses pembuatan jamu?
Di Desa Wisata Canden, kalian bisa belajar bagaimana
proses membuat jamu. Kalian juga perlu tahu bagaimana proses pembuatan jamu,
tidak hanya jamu cari saja tetapi juga jamu serbuk, bahkan kamu bisa juga dapat
membuat permen jamu. Menarik bukan?
Langsung
aja yuk ke Desa Wisata Canden, disana kamu dapat berwisata dan belajar
bagaimana proses pembuatan produk inovasi jamu.
Mari berwisata…
Mari belajar…
4.
SEPEDAAN YUK
Kalian yang di Jogja atau sudah lama
menetap di Jogja sudah pernah merasakan berkeliling desa yang asri, sejuk, dan
indah dengan bersepeda?
Yang belum cuzzz dah kalian
bisa datang ke Desa Wisata Jamu Kiringan, Canden guys..
Dijamin mata kalian
hijau alias segar dan tentu hati terasa senang.
Sambil bersepeda kalian bisa menikmati atraksi yang lain
seperti melihat burung terbang indah, melewati jembatan gantung Sungai Opak,
dan lainnya.
Oh iya, jika kalian
haus, kalian bisa mencicipi jamu khas Canden yang segar ini. Dijamin ketagihan
deh sama jamunya.
Menikmati Hembusan Angin dengan Bersepeda |
Dan buat kalian yang hobi selfie dan cinta akan
kebudayaan tradisional, kalian bisa juga mencobanya karena melestarikan budaya
sekarang itu wajib guys, apalagi kita sebagai generasi penerus bangsa harus
cinta akan budaya kita sendiri.
Nah sekarang kalian bayangkan, gimana asyiknya bersepeda
menggunakan pakaian adat tradisional? Dijamin instagramable guys..
Ya sudah sekang
langsung cuzz aja ke Desa Wisata Jamu Kiringan, Canden. Untuk menuju lokasinya,
mudah banget loh, kalian bisa langsung menggunakan aplikasi google maps untuk
menuju ke sana. Aksesnya juga mudah untuk dilewati. Kalau kesana jangan kaget
ya akan kehijauan alamnya disana. Kami tunggu di Canden yaaa…
See you..
5.
KEMBALI KE DESA
Ketika kalian mengunjungi Desa Wisata
Jamu Kiringan, Canden, kalian akan disambut dengan hamparan permadani hijau yang
luas di sepanjang perjalanan memasuki desa. Persawahan yang begitu asri membuat
kita merasa rileks dan benar-benar merasakan sensasi dipedesaan yang jauh dari
ramainya hiruk pikuk perkotaan. Dari pagi hari hingga petang kalian bisa
melihat para petani yang sedang menanam, merawat dan memanen padi di sawah
mereka ditemani oleh kicauan burung.
Belajar Bercocok Tanam |
Selain melihat para petani melakukan
aktivitasnya, kalian juga bisa ikut serta untuk membajak sawah, menanam maupun
memanen padi ketika musim panen tiba. Masyarakat akan menyambut kita dengan
senang hati bagi siapa saja yang ingin belajar tentang bercocok tanam di sawah.
Ketika kita sudah mencoba membajak ataupun menanam padi sekali, kita pasti akan
ketagihan dan ingin terus melakukannya lagi, karena keseruan dan sesasi seperti
itu tidak akan bisa kita rasakan di kota. Kita akan merasa seperti dirumah kita
sendirii. Dijamin deh seru. Cobain yuk.
6. MENANAM TANAMAN HERBAL
Tanaman obat Keluarga (TOGA) merupakan tanaman budidaya di rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Masih banyak orang yang menggunakan obat tradisional untuk menyembuhkan beberapa penyakit dengan cara menanam tanaman obat keluarga ini. Selain menjadi obat alami, kita juga dapat menanam tanaman obat keluarga ini sebagai penghias pekarangan rumah untuk memberikan kesan sejuk dan segar. Edukasi penanaman tanaman obat merupakan ssalah satu potensi yang sangat menarik untuk di jadikan sebuah kegiatan wisata di Desa Kiringan. Wisatawan mampu belajar dan mengetahui mengenai jenis tanaman obat-obatan dan jenis tanaman apa saja yang bisa diolah menjadi produk jamu.
Namun keragaman jenis tanaman obat membutuhkan perawatan yang berbeda-beda. Untuk jenis tanaman yang bisa ditanam, tanaman Toga dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya yaitu tanaman toga jenis dedaunan, tanaman toga jenis bunga dan tanaman toga jenis jamu-jamuan. Tanaman Toga jenis dedaunan terdiri dari daun sirih merah, daun kelor, daun dewa, daun bidara, sambilloto, dan lidah buaya. Toga jenis bunga diantaranya yaitu rosella, jintan hitam, kumis kucing dan lain-lain. Dan yang paling sering digunakan atau dimanfaatkan adalah tanaman Toga jenis jamu-jamuan. Tidak hanya dimanfaatkan sebagai obat-obatan namum dapat digunakan sebagai bumbu daput. Contoh jenis tanaman Toga jenis jamu-jamuan adalah mengkudu, srikaya, delima, temulawak, kencur, jahe, dan masih banyak yang lainnya.
Tanaman obat keluarga (TOGA) sangatlah menarik dan mampu menarik hati banyak orang apabila dikelola dengan baik. Di Desa Kiringan pun terdapat Taman Tanaman obat keluarga (TOGA) yang terletak di balai pertemu desa. Taman Toga di Desa Kiringan dibuat untuk mengedukasi para wisatawan yanng berkunjung ke Desa Kiringan. Apablia dikelola secara maksimal Taman Toga di Desa Kiringan mampu menjadi point of interest daro Desa Kiringan. Bahkan peng-edukasian cara penanaman Toga bisa menarik hati wisatawan untuk berkunjung.
Seperti halnya kegiatan pemenuhan syarat anggota baru KAPAPA "AMPTA" yang melakukan kegiatan penanaman Toga guna mengedukasi calon anggota baru maupun anggota biasa KAPALA "AMPTA". Kegiatan seperti menanam tanaman juga adalah sebuah bentuk upaya konservasi, dalam hal ini Toga lah yang menjadi objeknya. Kegiatan penanaman yang dilakukan calon anggota baru KAPALA "AMPTA" dilakukan disalah satu rumah warga Desa Kiringan yaitu rumah Ibu Unun. Media alat yang digunakan adalah pollybag yang berukuran sedanng. Jenis tanaman yang ditanam merupakan tanaman toga jenis jamu-jamuan yang terdiri dari kunyit, jahe, temulawak, kunyit putih, kencur, dan masih banyak lagi. Diharapkan kegiatan ini mampu mengedukasi dan memberikan manfaat bagi banyak orang, terutama wisatawan yang nantinya melakukan kunjungan wisata ke Desa Kiringan.
7. PEGANG TANGANKU ATAU JALAN SENDIRITanaman obat Keluarga (TOGA) merupakan tanaman budidaya di rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Masih banyak orang yang menggunakan obat tradisional untuk menyembuhkan beberapa penyakit dengan cara menanam tanaman obat keluarga ini. Selain menjadi obat alami, kita juga dapat menanam tanaman obat keluarga ini sebagai penghias pekarangan rumah untuk memberikan kesan sejuk dan segar. Edukasi penanaman tanaman obat merupakan ssalah satu potensi yang sangat menarik untuk di jadikan sebuah kegiatan wisata di Desa Kiringan. Wisatawan mampu belajar dan mengetahui mengenai jenis tanaman obat-obatan dan jenis tanaman apa saja yang bisa diolah menjadi produk jamu.
Namun keragaman jenis tanaman obat membutuhkan perawatan yang berbeda-beda. Untuk jenis tanaman yang bisa ditanam, tanaman Toga dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya yaitu tanaman toga jenis dedaunan, tanaman toga jenis bunga dan tanaman toga jenis jamu-jamuan. Tanaman Toga jenis dedaunan terdiri dari daun sirih merah, daun kelor, daun dewa, daun bidara, sambilloto, dan lidah buaya. Toga jenis bunga diantaranya yaitu rosella, jintan hitam, kumis kucing dan lain-lain. Dan yang paling sering digunakan atau dimanfaatkan adalah tanaman Toga jenis jamu-jamuan. Tidak hanya dimanfaatkan sebagai obat-obatan namum dapat digunakan sebagai bumbu daput. Contoh jenis tanaman Toga jenis jamu-jamuan adalah mengkudu, srikaya, delima, temulawak, kencur, jahe, dan masih banyak yang lainnya.
Menanam Berbagai Tanaman Herbal |
Tanaman obat keluarga (TOGA) sangatlah menarik dan mampu menarik hati banyak orang apabila dikelola dengan baik. Di Desa Kiringan pun terdapat Taman Tanaman obat keluarga (TOGA) yang terletak di balai pertemu desa. Taman Toga di Desa Kiringan dibuat untuk mengedukasi para wisatawan yanng berkunjung ke Desa Kiringan. Apablia dikelola secara maksimal Taman Toga di Desa Kiringan mampu menjadi point of interest daro Desa Kiringan. Bahkan peng-edukasian cara penanaman Toga bisa menarik hati wisatawan untuk berkunjung.
Seperti halnya kegiatan pemenuhan syarat anggota baru KAPAPA "AMPTA" yang melakukan kegiatan penanaman Toga guna mengedukasi calon anggota baru maupun anggota biasa KAPALA "AMPTA". Kegiatan seperti menanam tanaman juga adalah sebuah bentuk upaya konservasi, dalam hal ini Toga lah yang menjadi objeknya. Kegiatan penanaman yang dilakukan calon anggota baru KAPALA "AMPTA" dilakukan disalah satu rumah warga Desa Kiringan yaitu rumah Ibu Unun. Media alat yang digunakan adalah pollybag yang berukuran sedanng. Jenis tanaman yang ditanam merupakan tanaman toga jenis jamu-jamuan yang terdiri dari kunyit, jahe, temulawak, kunyit putih, kencur, dan masih banyak lagi. Diharapkan kegiatan ini mampu mengedukasi dan memberikan manfaat bagi banyak orang, terutama wisatawan yang nantinya melakukan kunjungan wisata ke Desa Kiringan.
Desa WIsata
Jamu Kiringan yang berada di Canden memiliki keunikan yang sangat beragam,
salah satunya yaitu adanya jembatan penghubung dari desa seberang menuju ke
Desa Wisata Jamu Kiringan itu sendiri. Jembatan ini memiliki kkeunikan
tersendiri, diantaranya; jembatan yang terbuat dari bambu dengan kearifan lokal,
jembatan penghubung melewati Sungai Oyo, jembatan yang bisa di dibongkar pasang
atau nama jembatannya Jembatan Sesek.
Jembatan Sesek |
Jembatan ini akan terlihat unik dan menantang ketika
kita bisa berkunjung langsung bagaimana sensasinya berjalan di sepanjang
jembatan bambu melewati sungai. Pegang tanganku atau jalan sendiri?
Tidak hanya itu saja, di Jembatan Sesek ini akan
memberikan kesegaran mata memandang, suasana pedesaan yang sejuk dan bersihnya
sungai. Lalu kapan kita akan mengunjungi Jembatan Sesek? Ditunggu segera ya
sobat travel :)
8. SAYAP-SAYAP
KIRINGAN
Mengamati dan Menikmati Pemandangan |
Burung Kuntul, Burung Bango, Burung
Pipit inilah yang menjadi sayap-sayap Kiringan utuk melihat keindahan burung. Burung-burung
ini dapat kita lihat diarea perswahan. Burung-burung ini memberikan simbosis
mutualisme dalam rantai makanan. Rantai makanan, burung bisa memakan cacing,
ulat, serta padi-padi, akan tetapi burung juga akan mati ketika di makan ular.
Sayap-sayap Kiringan harus tetap dijaga dengan cara
tetap menjaga keberadaan sawah serta keanekaragaman sumber daya alam hayati
lainnya
9. SOUVENIR
TRADISIONAL
Apa itu souvenir? Soubenir bisa
disebut juga oleh-oleh. Souvenir biasanya dapat mencerminkan kekhasan daerah
tersebut. Sebagai contoh adalah souvenir dari Flores yaitu kain tenun. Nah kali
ini inovasi baru dari Desa Wisata Jamu Kiringan yaitu dengan membuat souvenir
tradisional dari jamu. Souvenir jamu yang dalam bentuk jamu serbuk instan seperti
jamu kunir asem, jahe wangi dan lain-lain. Souvenir jamu bubuk instan ini asli
dari Kiringan, cocok untuk acara keluarga, syukuran serta perayaan hari-hari
besar. Mau pesan souvenir tradisional yang menarik? Bisa pesan di Desa Wisata
Jamu Kiringan.
Produk Jamu Serbuk |
10.
EVENT DESA JAMU KIRINGAN
Memasuki bulan Sapar dan Maulid,
menjadi bulan yang sangat meriah dimana Desa Wisata Jamu Kiringan menyediakan
acara atau event rutin tahunan yaitu Merti Dusun. Dalam perayaan Merti Dusun
ini, ada penampilan dari berbagai macam pentas seni, mulai dari gunungan sayur,
palawija, hasil bumi dan alam yang diarak keliling desa. Bentuk rasa syukur
atas nikmat dan berkah dari Sang Maha Pencipta. Selain itu, ada juga pagelaran
wayang guna menghibur dan guyub rukun antar sesame warga.
Akan
ada event apa lagi ya di Kiringan?
So,
jangan lewatkan untuk berkunjung yaa..
Penampilan AMPTA Fairing Club dalam Acara Sosialisasi DTE |
Penulis :
1. Eva "Gori" Fatmawati (XVII/EKO/133)
2. Dewi "Blopo" Muzhairoh (XVII/EKO/129)
3. Fara Ayulia "Sempoa" Deviana (XVIII/MTN/144)
4. Eva Nur "Gecol" Romadhon (XVIII/EKO/146)
Editor :
Fara Ayulia "Sempoa" Deviana (XVIII/MTN/144)
1. Eva "Gori" Fatmawati (XVII/EKO/133)
2. Dewi "Blopo" Muzhairoh (XVII/EKO/129)
3. Fara Ayulia "Sempoa" Deviana (XVIII/MTN/144)
4. Eva Nur "Gecol" Romadhon (XVIII/EKO/146)
Editor :
Fara Ayulia "Sempoa" Deviana (XVIII/MTN/144)
Komentar
Posting Komentar