Awal Mula Lahirnya Angkatan XIX

 

           Seperti biasa untuk menjadi bagian dari Anggota Biasa di Keluarga Pecinta Alam (KAPALA) Yogyakarta harus melewati beberapa tahapan yang wajib untuk diikuti. Yup.. yang pertama wajib mengikuti Pendidikan Dasar (DIKSAR), baik Diksar Ruang maupun Diksar Lapangan. Oh iya, Diksar angkatan XIX kali ini memiliki konsep “Mengasah Mental, Mengembangkan Keterampilan” dengan harapan dalam kegiatan Diksar XIX peserta mampu memanfaatkan kegiatan diksar untuk mengasah mentalnya dan juga mengembangkan keterampilan. Rangkaian kegiatannya pun hampir sama seperti kegiatan diksar lapangan sebelum-sebelumnya.


DIKSAR RUANG
Materi Ruang, Tali-Temali
      Pada kegiatan penerimaan Calon Anggota Baru (CAB) KAPALA ke XIX ini, Diksar Ruang dilaksanakan pada 8 – 12 Januari 2019 di Kampus STP AMPTA.  Diksar Ruang berisi penyampaian materi-materi yang diisi oleh orang-orang yang berpengalaman dibidangnya. Seperti tali-temali kali ini diisi oleh Mas Toing (salah satu anggota TRC), PPGD oleh Mapala Marepal, Fotografi oleh Bang Agung, Feature oleh Kak Kreweng (XVII/MTN/132), Gunung Hutan oleh Bang Gembel (merupakan anggota BPBD DIY), Bang Oncor (XVI/MTN/125), IMPK oleh Mapala Gegama, oleh Karis Yoga atau yang biasa kita kenal dengan Pae (beliau merupakan salah satu pendiri KAPALA “AMPTA” dan juga Ekowisata oleh Bang Jenging (XII/EKO/084).
 

DIKSAR LAPANGAN
Proses Pembuatan Nagasari Salak
           Setelah CAB XIX ini dibekali materi-materi pada saat Diksar Ruang, selanjutnya mereka dituntut untuk bisa mencoba menerapkannya dalam Diksar Lapangan. Untuk Diksar Lapangan XIX ini dilaksanakan pada 17 – 20 Januari 2019, lokasinya di Tunggul Arum, Turi. Hari pertama peserta dan panitia berkumpul di kampus untuk keberangkatan ke Tunggul Arum dengan menggunakan mobil milik BPBD yang sudah bekerjasama dengan KAPALA untuk mensukseskan kegiatan Diksar ini. Sesampainya dilokasi kita langsung memulai kegiatan Ekowisata di Desa Tunggul Arum. Disana peserta melakukan observasi dan bersosialisai dengan warga Desa Tunggul Arum. Selain itu, peserta belajar cara bermain alat musik tradisional Jawa seperti gamelan, gong, gendang dan lainnya. Peserta juga belajar bagaimana cara membuat produk kuliner khas Tunggul Arum yang berbahan dasar salak seperti lumpia salak dan nagasari salak.

Proses Pembuatan Lumpia Salak
Latihan Memainkan Gamelan











           Kegiatan Ekowisata selesai, kita lanjut terjun ke lapangan untuk menerapkan materi Mountenering mulai dari packing peralatan, membidik menngunakan kompas, membaca peta, memdirikan bivak, survival, SAR, PPGD, sampai repling. Dengan diberi bekal dan peralatan seadanya serta keadaan cuaca dan fisik pesarta, mereka terus diuji duntuk tetap kompak satu sama lainnya. Hingga akhirnya mereka bisa melaluinya dan bertahan hingga kegiatan selesai. Seluruh peserta dinyatakan lulus Diksar XIX dengan diadakannya upacara penutupan Diksar. Dengan ini mereka bisa melakukan ke tahap yang selanjutnya untuk menjadi Anggota Biasa KAPALA “AMPTA”

Penerapan Rapeling
 

Komentar